Hukum Bunuh Diri dan Tindakan Istisyhad..??

>> Selasa, 13 Januari 2009

Terdapat 3 macam hukum bunuh diri :
1. istisyhad (aktivitas mencari syahid) yang diterima;
2. istisyhad yang dilakukan karena adanya faktor darurat, atau tidak;
3. istisyhad yang dilarang.

untuk istisyhad (aktivitas mencari syahid) yang diterima adalah seperti tindakan mujahidin yang bertekad untuk meraih syahid, dengan cara menceburkan diri ke dalam pertempuran dengan musuh agar dirinya terluka, atau terbunuh. Baik dengan tujuan menciptakan ketakutan kepada musuh, maupun memompa semangat dan keberanian pasukan Islam. Tindakan seperti ini pernah dilakukan oleh sahabat Anas bin Nadhar pada saat perang Uhud. Ketika tersebar berita wafatnya baginda Rasullah Solallahu Alaihi Wassalam, sebagian sahabat mengalami tekanan batin yang luar biasa, maka Anas bin Nadhar memotivasi mereka agar tetap tegar dan terus maju berperang. Beliau pun menceburkan diri dalam kecamuknya perang hingga terbunuh sebagai syahid, dengan menderita luka di sekujur tubuh.

Peristiwa ini diabadikan oleh Allah Subhanahu Wa Taa'la di dalam Al-Qur'an:
"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah swt. Maka di antara mereka ada yang gugur (sebagai syahid), dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu (giliran untuk mendapatkan syahid) dan mereka tidak mengubah (janjinya)." (QS: AL- Azhab 33:23)
Adapun hukum tindakan istisyhad dalam konteks kedua, yaitu karena adanya kondisi mendesak, yang memang mengharuskan untuk itu, seperti yang dilakukan oleh mujahidin di Iraq dan Palestina, ketika mereka menjadi bom bunuh diri, maka tindakan ini dibenarkan. Jika dengan itu perlawanan terhadap musuh tersebut terus-menerus bisa dilakukan. Sebab, jika perlawanan terhadap musuh tersebut dihentikan, maka justru akan ada bahaya yang jauh lebih besar akan menimpa kaum Muslimin, yaitu dikuasainya negeri mereka, sebagaimana yang terjadi di Iraq dan Pelestina.

Sementara istisyhad yang dilarang adalah ketika seorang mujahid tertangkap oleh musuh, kemudian mengalami penyiksaan yang luar biasa, sebagaimana yang dilakukan oleh AS terhadap kaum Muslimin yang di penjara Guantanamo, atau Abu Ghuraib, ataupun yang dilakukan oleh Israel terhadap para pejuang palestina. Kondisi ini terkadang mendorong seseorang untuk lebih baik mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Tindakan seperti ini jelas Haram , dan tidak termasuk tindakan bunuh diri yang dibenarkan.
Sumber : Tabloid Media Ummat

Read more...

Yahudisasi Terus Berlangsung di Palestina

>> Sabtu, 03 Januari 2009

Yahudisasi Terus Berlangsung, Al-Aqsha Dikelilingi Permukiman Israel
Ummu Fahm-Infopalestina : Ketua Gerakan Islam di wilayah Palestina jajahan 1948, Syaikh Raed Shalah mengatakan, pemerintah Israel masih melanjutkan yahudisasinya di Masjid Al-Quds.
Ada sejumlah bahaya yang mengancam al-Aqsha terutama bila kita melihat penggalian Israel di bawah al-Aqsha yang sudah berlangsung selama 40 tahun. Kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan Masjid Al-Aqsha. Disamping itu terjadi sejumlah penodaan yang terjadi akhir-akhir ini dari pihak zionis radikal.
Adapun, ancaman mereka terhadap al-Aqsha, Raed Shalah menegaskan, ancaman tersebut dilakukan Israel untuk mengisolasi kaum muslimin yang mau melindungi al-Aqsha. Mereka juga terus berupaya meyahudisasikan peninggalan Islam yang merupakan milik kaum muslimin dan bangsa Arab di berbagai penjuru al-Quds.
Dalam menghadapi perpercahan internal, Raed Shalah menegaskan, satu-satunya solusi yang ada di depan mata saat ini adalah memperbaharui dialog nasional dan menghidupkan kembali kesepakatan Makkah. Pemerintah Palestina harus bersatu dalam menghadapi penjajahan.
Raed mengatakan, “Kami masih berupaya mendorong ke arah kemashlahatan rakyat. Saya punya pesan bagi semua pihak atau kepada semua konferensi Palestina. Kami serukan kepada Presiden Palestina, Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Ismael Haneya untuk memulai kembali dialog dan mengakhiri krisis,” ungkapnya. Demi kebenaran, saya serukan kepada mereka melalui berbagai kesempatan, saya menemukan respon positif dari perdana menteri Ismael Haneya, namun kami belum mendapatkan respon apapun dari Presiden Mahmud Abbas. Kami masih berharap suatu saat upaya kami ini berhasil. (asy)

Read more...